Postingan

"Bahasa Indonesia Kan Gampang"

Gambar
  Hampir setiap pelajar dari sekolah dengan tingkat paling bawah hingga menengah selalu menyepelekan pelajaran ini, iya kan? Jujur saja, bahkan saya juga. Satu-satunya pelajaran (mungkin) yang disuruh mengarang tapi malah dipikir, sedangkan Matematika yang notabene ilmu pasti yang diminta menghitung malah mengarang. Semua yang pernah menjadi siswa pasti pernah mengalami hal itu, dan lagi-lagi saya juga mengalami hal yang sama. Pelajaran apalagi kalau bukan Bahasa Indonesia. Berawal dari keinginan atau cita-cita masa kecil untuk menjadi seorang guru namun belum tahu ingin jadi guru apa, kemudian sampailah saya menemukan tujuan pastinya saat duduk di kelas 2 SMP. Guru Bahasa Indonesia yang mengajarkan banyak hal bukan hanya materi dalam buku, melainkan kehidupan. Beliau melatih siswa kedisiplinan, ketelitian, dan ketelatenan dengan cara yang terbilang unik. Yakni menulis tangan. Hampir seluruh tugas yang beliau berikan selalu diwajibkan untuk menulis tangan di kertas folio menggunaka

Manusia dan Mulut

Gambar
Aku baru tiga tahun beranjak dari angka 20 Tapi agaknya cukup berat menjadikan sabar sebagai tameng untuk diri sendiri Mengokohkan jiwa untuk pertanyaan-pertanyaan tak berperasaan “Kok belum lulus sih?” “Kok ga gemuk-gemuk sih?” “Kok makin item aja ya?” “Kok makin jerawatan ya?” Serta segala Kok... kok... kok... bagai ayam yang hendak bertelur Ketahuilah wahai manusia penuh prasangka, semua itu bukan urusanmu Sungguh. Bahkan aku tak sedikitpun memikirkan apapun tentangmu Oh, satu yang jadi tanya dalam benak “Boleh kubabat habis mulutmu, itu?” Tangerang, 2022 Di akhir perjalananku

PILU

Gambar
  Hari ini, ada yang berlayar pergi tak kembali menyisa sunyi dalam hati Jika dalam mengikhlaskan semudah mengatakan tak kan ada linang jatuh dari sepasang mata sayu penuh pilu   Suatu hari pasca lebaran di tahun 2019, aku dan keluargaku merayakan lebaran ke-2 di kampung halaman mama. Banjarnegara. Sudah lama memang, semenjak kepulangan kakung ke pangkuan sang Maha Agung dua tahun sebelumnya. Simbah , biasa kupanggil wanita renta penuh gembira yang menghadirkan mamaku ke dunia ini. Aku sangat dekat dengan beliau kedekatan kami cukup lekat, kami saling merindukan. Banyak hal yang beliau ceritakan, mulai dari kerinduannya padaku dan kedua adikku, nafasnya yang sering sesak, beliau juga bercerita suka duduk di bangku tempat kami sedang duduk berdua sembari berjemur di pagi hari. Maklum saja, Banjarnegara selalu dingin. Banyak yang beliau ceritakan, tak apa kali ini aku belajar menjadi pendengar. Setiap tiyang sepuh sejatinya hanya ingin didengar, banyak ditemani. Aku juga ta

Mencari

Gambar
  K u cari tenang, di hadapan jingga langit petang Ku cari akal, di balik carut marut mulut yang menyulut-nyulut Membantah arah mengacak resah, penuh amarah namun mengharap pencerah Raga di tanah dan hilang arah Hidup sangat berlawanan,                  timur yang tak pernah barat dan utara yang tak pernah selatan   Tangerang, 25 Juli 2022

Sepenggal cerita dari #kampusmerdeka

Gambar
  Halo, saya Wini Oktaviani mahasiswa akhir Universitas Muhammadiyah Tangerang yang ditempatkan di Universitas Negeri Padang dan beberapa universitas lain seperti Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sebagai PT mitra. Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri 1 (PMM-DN) 2021 merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh Kampus Merdeka, menjadi salah satu program baru setelah suksesnya program Kampus Mengajar Angkatan 1 serta beberapa program lain dari Kampus Merdeka. Menjadi mahasiswa angkatan 1 PMM-DN bukanlah hal yang mudah, belum adanya bekal pengetahuan yang cukup serta minimnya akses untuk menggali informasi terkait program ini menjadi salah satu dari sekian banyak kesulitan yang dihadapi. Karena ternyata, perjuangan setelah dinyatakan DITERIMA belum berhenti. Masih ada tantangan lain yang perlu dihadapi, seperti kesulitan dalam pengisian KRS, pemilihan mata kuliah yang sekiranya dapat dikon

Sarjana Kertas

Gambar
Akhirnya judul sederhana dan pasaran ini mengantarkan saya memperoleh gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia biarpun belum resmi-resmi amat. Sejak awal pengajuan judul, saya sebagai spesies manusia yang tidak kreatif dengan kemampuan seadanya sangat bingung dengan pengumuman dari pihak prodi untuk sesegera mungkin menyetorkan judul skripsi di bulan Desember. Sebelumnya, kurang lebih ada enam atau delapan judul (saya lupa) yang saya ajukan namun hanya satu yang diterima setelah mengalami penolakan, eh benar tidak ya? Saya sangat pikun untuk mengingat hal-hal yang sudah terlewat. Judul ini pun telah mengalami perombakan setelah seminar proposal karena minimnya data yang diperoleh. Sampai di sini, mungkin sudah mulai membosankan. Lanjutkan jika penasaran, tidak pun tak apa, bagian ini masih berupa prolog. Jika dilihat dari objeknya, dari judul awal yang saya ajukan namun tertolak selalu berusaha menjadikan film ini sebagai objek. Alasannya ada pada tokoh uta